Mengapa Fase Pemulihan Cedera Harus Bertahap?
Proses pemulihan cedera adalah adaptasi biologis yang melibatkan perbaikan jaringan, pemulihan fungsi hingga pengembalian kapasitas fisik. Oleh karena itu, proses ini tidak bisa instan dan harus bertahap untuk memastikan jaringan sembuh sempurna dan menghindari cedera ulang.
Bahkan, hilangnya rasa nyeri tidak bisa selalu menjadi indikasi Anda sudah pulih 100% dari cedera.(1)Karena studi dari Creighton et al. (2010) menegaskan bahwa hilangnya rasa sakit bukan berarti jaringan sudah kuat. Kekuatan jaringan kolagen baru, elastisitas dan kapasitas fungsional butuh waktu untuk adaptasi.
Fase Pemulihan Cedera Sebelum Kembali Berolahraga
(2)Berdasarkan jurnal “Sports Rehabilitation Phases: A Literature Review” oleh Lucky Anggiat (2021), proses pemulihan cedera sebelum seorang atlet atau penggemar olahraga kembali berolahraga (Return to Sport/RTS) dapat dibagi menjadi 4 fase utama:
- Acute Phase
- Subacute Phase
- Strengthening Phase
- Return To Sport Phase
Fase 1: Acute Phase
Tujuan:
Mengurangi nyeri dan peradangan (inflamasi) serta mencegah penurunan fungsi pada area yang tidak cedera dan mempertahankan range of motion (ROM) sendi.
Intervensi yang Dilakukan:
- Prinsip PRICE (Protect, Rest, Ice, Compression, Elevation).
- Modalitas elektroterapi untuk manajemen nyeri.
- Mobilisasi sendi ringan (Grade I-II).
- Terapi manual seperti pijat relaksasi.
- Latihan isometrik dan peregangan ringan untuk mengurangi nyeri.
- Latihan aerobik untuk area tubuh yang tidak cedera
Fase 2: Subacute Phase
Tujuan:
Memulihkan ROM dan fleksibilitas hingga 70-80% dari kondisi normal serta mengurangi nyeri secara signifikan dan mulai mengembalikan kekuatan dasar otot.
Intervensi yang Dilakukan:
- Meningkatkan mobilisasi sendi (Grade III-V).
- Latihan kontraksi-relaksasi dan peregangan aktif.
- Mulai latihan penguatan ringan (isotonik ringan atau berat tubuh sendiri).
- Latihan proprioseptif dan stabilisasi.
- Latihan closed kinetic chain (misalnya, squat dengan dukungan).
- Latihan aerobik untuk mempertahankan kebugaran secara umum.
Fase 3: Strengthening Phase
Tujuan:
Memastikan tidak ada lagi gangguan nyeri atau penurunan ROM serta mengembangkan kekuatan otot, ketahanan, keseimbangan dan koordinasi.
Intervensi yang Dilakukan:
- Program penguatan otot dengan beban progresif (70-80% 1RM).
- Latihan open kinetic chain untuk otot target.
- Latihan proprioseptif lanjutan dan latihan keseimbangan.
- Plyometric dasar untuk melatih kecepatan dan daya ledak.
- Latihan spesifik pola gerakan olahraga yang akan dihadapi atlet.
- Endurance training untuk meningkatkan kapasitas kardiorespirasi dan otot.
Fase 4: Return To Sport Phase
Tujuan:
Mengembalikan performa atlet atau penggemar olahraga sesuai cabang olahraga dengan memastikan kesiapan fisik dan mencegah cedera ulang.
Intervensi yang Dilakukan:
- Latihan kekuatan maksimal, plyometric lanjutan, agility dan power training.
- Simulasi latihan sesuai spesifikasi cabang olahraga.
- Endurance training tingkat tinggi untuk sistem kardiovaskular dan muskuloskeletal.
- Penggunaan alat pelindung jika diperlukan.
Melakukan Return To Sport (RTS) Testing untuk menilai kesiapan secara objektif dan klinis, bekerja sama dengan pelatih dan sport scientist.
Sumber Referensi
(1)Creighton, D. W., Shrier, I., Shultz, R., Meeuwisse, W. H., & Matheson, G. O. (2010). Return-to-Play in Sport: a decision-based model. In Clin J Sport Med (No. 5; Vol. 20, pp. 379–385).
(2)SPORTS REHABILITATION PHASES: A LITERATURE REVIEW. (2021). In International Journal of Medical and Exercise Science (Vols. 7–7, Issue 3, pp. 1096–1103).
Penulis: Eka Afriyaningsih, S.Tr. Kes
Disclaimer:
Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi umum dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk informasi dan panduan yang spesifik sesuai dengan situasi dan kebutuhan kesehatan Anda. Jika Anda menghadapi kondisi gawat darurat medis, segera hubungi layanan kesehatan terdekat atau rumah sakit. Anda harus mengkonsultasiken kondisi kesehatan Anda sebelum memulai program kesehatan, olahraga, nutrisi, pengobatan apa pun.