piriformis syndrome

Kenali Gejala Piriformis Syndrome

Apa itu Piriformis Syndrome?

(1)Menurut Boyajian-O’Neill et al. (2008), Piriformis Syndrome adalah diagnosis klinis yang ditandai oleh nyeri bokong yang menjalar ke paha belakang dan sering memburuk saat duduk lama atau aktivitas fisik tertentu.

Kondisi ini terjadi ketika otot piriformis, otot kecil berbentuk seperti piramida yang terletak di dalam bokong menekan atau mengiritasi saraf skiatik, saraf besar yang membentang dari punggung bawah ke kaki.

Beberapa gejala terkena piriformis syndrome adalah nyeri di daerah bokong (biasanya satu sisi), nyeri menjalar ke belakang paha dan rasa nyeri yang memburuk saat duduk lama, berlari, atau menaiki tangga.

Faktor Penyebab Piriformis Syndrome

  1. Cedera atau Trauma
    Trauma langsung ke bokong (jatuh, benturan) dapat memicu inflamasi atau spasme otot piriformis
  2. Overuse/Penggunaan Berlebihan
    Overuse (penggunaan berlebihan) otot piriformis, terutama pada pelari atau atlet dengan rotasi pinggul berlebihan menyebabkan peradangan dan penebalan otot yang menjepit saraf.
  3. Postur & Kebiasaan Duduk
    Duduk terlalu lama di kursi keras atau dengan posisi tubuh miring dapat meningkatkan tekanan pada otot piriformis.
  4. Ketidakseimbangan Otot
    Otot gluteus yang lemah dan otot hip flexor yang kaku menyebabkan beban kompensasi pada piriformis.

Cara Mencegah Piriformis Syndrome

  1. Lakukan Peregangan Otot Piriformis dan Panggul Secara Teratur
    Piriformis Stretch (Figure-4 Stretch) dan Hip External Rotation Stretch dapat membantu membuka otot piriformis dan menjaga mobilitas sendi panggul.
  2. Hindari Aktivitas Berlebihan Tanpa Pemanasan
    Lakukan pemanasan menyeluruh dan aktifitas otot sebelum olahraga sebelum melakukan olahraga intens.
  3. Gunakan Ergonomi Saat Duduk
    Gunakan cushion atau bantal ergonomis bila duduk dalam waktu lama. Bangun setiap 30–60 menit untuk meregangkan tubuh.
  4. Perkuat Otot Gluteal & Core Stabilizer
    Latihan seperti glute bridge, clamshells, side-lying hip abduction, plank dan side plank dapat meningkatkan stabilitas panggul.

Cara Menangani Piriformis Syndrome

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi cedera serta proses penguatan kembali yang biasa dilakukan secara komprehensif di Indonesia Sports Medicine Centre:

  1. Thermotherapy
    Alat terapi yang dapat digunakan dalam dua mode, yaitu terapi panas (hot) dan terapi dingin (cold). Membantu mengurangi peradangan, pembengkakan dan nyeri pasca cedera.
  2. Ultrasound Therapy (US)
    Membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan tendon atau otot.
  3. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
    Meredakan nyeri dengan stimulasi listrik ringan pada saraf baik untuk nyeri akut maupun kronis.
  4. Dry Needling
    Bertujuan untuk melepaskan trigger point tegang untuk mengurangi spasme otot dan meningkatkan aliran darah.
  5. Kinesio Taping
    Membantu menstabilkan sendi dan otot serta mengurangi nyeri dan meningkatkan propriosepsi.
  6. Latihan Pemulihan Cedera & Pengembalian Performa
    Latihan pemulihan yang terstruktur dan progresif meliputi latihan mobilitas, fleksibilitas, penguatan dan keseimbangan berguna untuk mencegah cedera ulang. Selain itu, terdapat functional movement training dan sports-specific program yang berguna untuk mengembalikan performa secara bertahap.
  7. Sport Massage
    Sport Massage ini bertujuan untuk mencegah terjadinya cedera dan mempercepat pemulihan pasca berolahraga yang biasa disebabkan oleh kelelahan otot dan ketegangan otot.

 

Sumber Referensi

(1)Boyajian-O’Neill, L. A., DO, McClain, R. L., DO, Coleman, M. K., DO, & Thomas, P. P., PhD. (2008). Diagnosis and Management of Piriformis Syndrome: an Osteopathic approach. In JAOA (Vol. 108, Issue 11, pp. 657–664).

 

Penulis: Dimas Agusta, SST.FT, M.FIS

Disclaimer:
Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi umum dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk informasi dan panduan spesifik sesuai kesehatan Anda. Jika Anda menghadapi kondisi gawat darurat medis, segera hubungi layanan kesehatan terdekat atau rumah sakit. Anda harus mengkonsultasiken kondisi kesehatan Anda sebelum memulai program kesehatan, olahraga, nutrisi, pengobatan apa pun.

ISMC
the authorISMC

Leave a Reply