Mengapa Olahraga Adalah Endorfin Terbaik?
Olahraga terbukti secara ilmiah meningkatkan pelepasan endorfin, khususnya beta-endorfin, yang berkaitan dengan peningkatan mood, pengurangan stres dan penurunan rasa sakit. (1)Menurut Dietrich, A. & McDaniel, W. F. (2004), fenomena ini sering dikenal dengan istilah “runner’s high“, yaitu kondisi euforia dan penurunan kecemasan setelah latihan intensitas sedang hingga tinggi.
Berikut beberapa alasan mengapa olahraga adalah endorfin atau mood booster paling alami:
- Pelepasan Beta-Endorfin
(2)Penelitian yang dilakukan oleh Boecker, H. et al. (2008), menunjukkan bahwa aktifitas fisik atau olahraga seperti berlari, bersepeda atau latihan interval dapat meningkatkan produksi beta-endorfin secara signifikan. - Efek Antidepresan Alami
Olahraga telah terbukti mengurangi gejala depresi ringan hingga sedang, setara dengan pengobatan farmakologis tertentu, berkat mekanisme kerja endorfin dan neurotransmiter lainnya seperti serotonin dan dopamin - Pengurangan Persepsi Nyeri
Olahraga dapat meningkatkan endorfin yang membantu tubuh mengatasi rasa sakit alami yang mungkin terjadi selama aktifitas berat. Ini memberikan toleransi lebih tinggi terhadap ketidaknyamanan fisik. - Mengurangi Hormon Kortisol (Stres)
Olahraga secara simultan menurunkan kadar kortisol, hormon stres yang sering dikaitkan dengan gangguan kecemasan, kelelahan kronis dan gangguan metabolisme.
Kesimpulan
Untuk Anda yang merasa:
- Mudah lelah dan kehilangan semangat
- Sering merasa stres dan cemas
- Ingin tubuh lebih bugar dan pikiran lebih tenang
Mulailah berolahraga hari ini, karena olahraga adalah terapi mental yang meningkatkan mood dan kualitas hidup secara menyeluruh.
Untuk Anda yang ingin menjalankan olahraga dengan program latihan yang terstruktur, Indonesia Sports Medicine Centre (ISMC) siap mendampingi Anda dalam setiap fase perjalanan olahraga dan kesehatan Anda.
Sumber Referensi
(1)Dietrich, A., & McDaniel, W. F. (2004). Endocannabinoids and exercise. British Journal of Sports Medicine, 536–541.
(2)Boecker, H., Sprenger, T., Spilker, M. E., Henriksen, G., Koppenhoefer, M., Wagner, K. J., Valet, M., Berthele, A., & Tolle, T. R. (2008). The runner’s high: Opioidergic mechanisms in the human brain. Cerebral Cortex, 18(11), 2523–2531.
Penulis: Ayu Ristianti, S.Or.
Disclaimer:
Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi umum dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk informasi dan panduan spesifik sesuai kesehatan Anda. Jika Anda menghadapi kondisi gawat darurat medis, segera hubungi layanan kesehatan terdekat atau rumah sakit. Anda harus mengkonsultasiken kondisi kesehatan Anda sebelum memulai program kesehatan, olahraga, nutrisi, pengobatan apa pun.