jumper's knee

Tanda Awal Gejala Cedera Jumper’s Knee

Apa itu Jumper’s Knee?

Jumper’s Knee atau biasa disebut Patellar Tendinopathy adalah cedera akibat penggunaan berlebihan (overuse) yang menyebabkan nyeri pada tendon patela, yaitu jaringan yang menghubungkan tempurung lutut (patela) dengan tulang kering (tibia).

(1) Menurut Lian et al. (2005), Jumper’s Knee paling sering terjadi pada atlet olahraga yang banyak menggunakan aktivitas melompat. Secara keseluruhan sebanyak 14,2% yang terkena cedera Jumper’s Knee dengan perbedaan yang signifikan antara cabang olahraga dan karakteristik kinerja yang berbeda.

(1) (2) Kondisi ini umum terjadi pada atlet atau penggemar olahraga yang sering melakukan aktivitas melompat seperti bermain sepakbola (13,5%), basket (31,9%), voli (44,6%) dan bulutangkis (20,3%).

Ciri-Ciri Jumper’s Knee

  1. Nyeri Dibawah Tempurung Lutut
    Nyeri terasa tepat di bawah patella (tempurung lutut) di tempat tendon patella melekat ke tulang kering (tibia) saat melakukan aktifitas berat.
  2. Membengkak
    Area di sekitar tendon mungkin tampak sedikit membengkak.
  3. Kekakuan pada Lutut
    Lutut terasa kaku dan sulit untuk menekuk sepenuhnya, terutama saat bangun tidur atau setelah duduk lama.
  4. Nyeri saat Menekuk atau Meluruskan Lutut
    Aktifitas seperti naik-turun tangga, melompat atau berdiri dari posisi duduk bisa memperparah nyeri.

Faktor Penyebab Jumper’s Knee

  1. Aktivitas Melompat Berulang
    Olahraga yang melibatkan lompatan berulang akan memberikan tekanan berlebih pada tendon patela.
  2. Overtraining
    Latihan intensitas tinggi tanpa istirahat yang cukup dapat menyebabkan mikrotrauma pada tendon sehingga dapat menyebabkan cedera.
  3. Kurangnya Pemanasan & Pendinginan
    Tidak melakukan pemanasan sebelum latihan dan pendinginan setelahnya dapat meningkatkan risiko terkena cedera.
  4. Kelemahan atau Ketidakseimbangan Otot
    Otot paha depan (quadriceps) yang lemah atau tidak seimbang dapat meningkatkan beban berlebih pada tendon patela.
  5. Sport equipment yang Tidak Ideal
    Penggunaan sepatu olahraga yang tidak sesuai dapat mengurangi dukungan dan penyerapan shock yang diperlukan.

Cara Mencegah Jumper’s Knee

  1. Pemanasan dan Pendinginan yang Benar
    Lakukan pemanasan sebelum latihan dan pendinginan setelahnya untuk mempersiapkan otot dan tendon mempercepat pemulihan.
  2. Lakukan Latihan Penguatan Otot
    Fokus pada penguatan otot quadriceps, hamstring dan betis untuk mendukung lutut.
  3. Penggunaan Sport Equipment yang Sesuai
    Pilih sepatu yang dirancang khusus untuk jenis olahraga yang ditekuni.
  4. Kualitas Istirahat yang Baik
    Berikan waktu bagi tubuh untuk pulih antara sesi latihan guna mencegah overuse.
  5. Gunakan Teknik atau Form yang Benar
    Pastikan Anda menggunakan teknik yang tepat saat berolahraga dengan tujuan mengurangi beban pada tendon patela.

Cara Menangani Jumper’s Knee

  1. Gunakan Prinsip PEACE & LOVE
    PEACE (Protect, Elevate, Avoid anti-inflammatory drugs, Compress, Educate) diterapkan segera setelah cedera untuk mengurangi dampak berlebih dengan memberi pemahaman terkait proses pemulihan. LOVE (Load, Optimism, Vascularisation, Exercise) membantu pemulihan jangka panjang dan mencegah cedera berulang dengan latihan penguatan, kardio dan mobilitas secara bertahap serta menjaga mental pasien untuk tetap berpikir positif.
  2. Hubungi Bantuan Tenaga Medis
    Jika cedera cukup parah, lakukan pemeriksaan lebih lanjut ke tenaga medis yang berkompeten untuk memastikan kondisi terkini, cara mengatasi dengan baik dan benar dengan program rehabilitasi yang sesuai.

 

Sumber Referensi

(1)Lian, Ø. B., Engebretsen, L., & Bahr, R. (2005). Prevalence of Jumper’s Knee among Elite Athletes from Different Sports: A Cross-sectional Study. The American Journal of Sports Medicine, 33(4), 561–567. https://doi.org/10.1177/0363546504270454

(2)Pengked, K., Hareebin, Y., Tawanwongsri, W., & Manunyanon, S. (2025). Badminton-related musculoskeletal injuries in senior players: Epidemiology and preventive strategies for common injuries. Electronic Journal of General Medicine, 22(1), em629. https://doi.org/10.29333/ejgm/15917

 

Penulis: Dimas Agusta, SST.FT, M.FIS

Disclaimer:
Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi umum dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk informasi dan panduan yang spesifik sesuai dengan situasi dan kebutuhan kesehatan Anda. Jika Anda menghadapi kondisi gawat darurat medis, segera hubungi layanan kesehatan terdekat atau rumah sakit. Anda harus mengkonsultasiken kondisi kesehatan Anda sebelum memulai program kesehatan, olahraga, nutrisi, pengobatan apa pun.

ISMC
the authorISMC

Leave a Reply