Bedanya HIIT & Cardio (Steady-State Cardio)?
(1)High-Intensity Interval Training (HIIT) adalah metode latihan yang menggabungkan periode singkat aktivitas intensitas tinggi (biasanya 80–95% dari detak jantung maksimal) diselingi periode pemulihan aktif atau istirahat. Durasi latihan biasanya lebih singkat, berkisar 15 sampai 30 menit.
(2)Steady-State Cardio (SSC) atau latihan kardiovaskular berintensitas sedang (sekitar 50–70% dari detak jantung maksimal) dalam jangka waktu yang lebih lama, seperti 30–60 menit. Contohnya termasuk jogging dan bersepeda santai.
Manfaat dari HIIT
(1)Menurut Weston et al. (2014), HIIT memiliki berbagai manfaat, antara lain:
- Peningkatan kapasitas kardiorespirasi (VO₂ max) secara signifikan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan SSC.
- Membakar kalori lebih efisien, termasuk peningkatan efek EPOC (excess post-exercise oxygen consumption), yang memungkinkan pembakaran kalori berlanjut setelah latihan selesai.
- Meningkatkan sensitivitas insulin dan kontrol glukosa darah, efektif untuk penderita diabetes tipe 2.
- Efektif mengurangi lemak visceral dan memperbaiki komposisi tubuh.
Manfaat dari Cardio (Steady-State Cardio)
Latihan kardiovaskular berintensitas sedang juga memiliki manfaat yang signifikan, terutama bagi pemula atau individu dengan kondisi medis tertentu:
- Meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru secara bertahap dan berkelanjutan.
- Menurunkan tekanan darah, kolesterol LDL, dan risiko penyakit jantung.
- Lebih ramah sendi dan lebih mudah dipertahankan untuk jangka panjang.
- Meningkatkan suasana hati dan menurunkan kecemasan karena pelepasan endorfin.
Kesimpulan
HIIT lebih efektif membakar lemak total secara efisien, terutama dalam waktu terbatas, dengan efek pasca-latihan yang lebih besar. Sementara, Steady-state cardio membakar lemak lebih stabil selama latihan berlangsung, cocok untuk pemula atau sebagai pelengkap HIIT. Kombinasi keduanya adalah pendekatan terbaik, terutama jika disesuaikan dengan tujuan, kondisi fisik dan preferensi pribadi.
Sumber Referensi
(1)Weston, K. S., Wisløff, U., & Coombes, J. S. (2013). High-intensity interval training in patients with lifestyle-induced cardiometabolic disease: a systematic review and meta-analysis. British Journal of Sports Medicine, 48(16), 1227–1234. https://doi.org/10.1136/bjsports-2013-0925761
(2)ACSM Guidelines for Exercise Testing and Prescription, 10th Ed.
Penulis: Ihsan Budi Satria, S.Pd
Disclaimer:
Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi umum dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk informasi dan panduan yang spesifik sesuai dengan situasi dan kebutuhan kesehatan Anda. Jika Anda menghadapi kondisi gawat darurat medis, segera hubungi layanan kesehatan terdekat atau rumah sakit. Anda harus mengkonsultasiken kondisi kesehatan Anda sebelum memulai program kesehatan, olahraga, nutrisi, pengobatan apa pun.






