rest day

Kenali Manfaat Rest Day Untuk Atlet Usia Dini

Pentingnya Rest Day Untuk Atlet Usia Dini

Anak-anak yang aktif dalam dunia olahraga kompetitif sejak dini menunjukkan potensi luar biasa dalam perkembangan motorik, sosial dan psikologis. Akan tetapi, penting untuk memahami bahwa tubuh atlet usia dini masih berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan sehingga memasukan jadwal rest day atau hari istirahat penting untuk memberi waktu tubuh untuk pulih, menjaga keseimbangan psikologis dan pertumbuhan anak. 

Manfaat Rest Day Untuk Atlet Usia Dini

  1. Mencegah Overtraining & Cedera
    Atlet usia dini sangat rentan terhadap overuse injury, yakni cedera akibat penggunaan berulang struktur otot dan sendi tanpa pemulihan yang memadai. (1)Berdasarkan studi dari Brenner, J. S. (2007), menunjukkan bahwa kurangnya waktu istirahat yang cukup merupakan salah satu faktor risiko utama cedera olahraga pada anak dan remaja. Pemulihan yang cukup dapat mengurangi risiko cedera seperti tendinitis, fraktur stres, dan nyeri punggung bawah.
  2. Mendukung Pertumbuhan & Perkembangan Optimal
    Masa anak-anak dan remaja adalah periode pertumbuhan tulang, otot dan sistem saraf yang pesat. Latihan berat tanpa waktu istirahat yang memadai dapat mengganggu proses pertumbuhan anak. Rest day dapat memberikan kesempatan bagi sistem muskuloskeletal untuk beradaptasi dan memperkuat jaringan yang digunakan saat latihan demi perkembangan tubuh yang optimal.
  3. Pemulihan Mental dan Mengurangi Burnout
    Rest day juga penting untuk menjaga kesehatan mental atlet usia dini dan tetap menikmati olahraga yang ditekuni. (2)Berdasarkan studi dari Gustafsson et al. (2011), menunjukkan bahwa athletic burnout dapat terjadi bahkan pada usia muda jika atlet merasa terlalu ditekan atau kehilangan kesenangan dalam berolahraga. Dengan adanya rest day, anak-anak dapat menikmati aktivitas lain di luar olahraga, yang penting untuk keseimbangan psikososial.
  4. Memperkuat Adaptasi Fisik
    (3)Menurut Kellmann, M. (2010), waktu istirahat adalah saat di mana tubuh melakukan proses perbaikan dan penguatan jaringan. Saat istirahat, tubuh akan mengalami peningkatan kapasitas aerobik, kekuatan otot serta efisiensi neuromuskular. Tanpa cukup istirahat, tubuh tidak akan sempat beradaptasi, dan latihan justru menjadi kontraproduktif.

Sumber Referensi

(1)Brenner, J. S. (2007). Overuse injuries, overtraining, and burnout in child and adolescent athletes. PEDIATRICS, 119(6), 1242–1245.
(2)Gustafsson, H. & Karlstads Universitet. (2007). The process of burnout: A multiple case study of three elite endurance athletes. International Journal of Sport Psychology. https://www.researchgate.net/publication/258383084
(3)Kellmann, M. (2010). Preventing overtraining in athletes in high‐intensity sports and stress/recovery monitoring. Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports, 20(s2), 95–102.

 

Penulis: Ihsan Budi Satria, S.Pd

 

Disclaimer:
Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi umum dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk informasi dan panduan yang spesifik sesuai dengan situasi dan kebutuhan kesehatan Anda. Jika Anda menghadapi kondisi gawat darurat medis, segera hubungi layanan kesehatan terdekat atau rumah sakit. Anda harus mengkonsultasiken kondisi kesehatan Anda sebelum memulai program kesehatan, olahraga, nutrisi, pengobatan apa pun.

ISMC
the authorISMC

Leave a Reply