Apa itu Rotator Cuff Syndrome?
Rotator cuff syndrome merupakan kondisi terjadinya peradangan/robekan pada kelompok otot dan tendon penjaga stabilitas bahu.
Rotator cuff sendiri terdiri dari empat otot dan tendon (supraspinatus, infraspinatus, teres minor, dan subscapularis) yang berfungsi menstabilkan sendi bahu dan membantu gerakan lengan lebih kompleks. (1) Menurut Lewis (2009), rotator cuff syndrome ini terjadi akibat beban berulang, trauma atau degenerasi yang menyebabkan peradangan, penebalan tendon, atau robekan, sehingga mengganggu fungsi normal bahu.
Ciri-Ciri Anda Terkena Cedera Ini
(2) Berikut adalah gejala atau tanda umum terkena Rotator Cuff Syndrome:
- Tangan digerakkan ke atas terasa berat, mengganjal dan nyeri.
- Nyeri saat tidur, terutama ketika tidur di sisi bahu yang sakit.
- Kelemahan saat mengangkat atau memutar lengan.
- Penurunan rentang gerak bahu.
- Sensasi bunyi “klik” atau “pop” saat menggerakkan bahu.
Faktor Penyebab
- Overuse
Aktivitas repetitif seperti melempar, mengangkat atau olahraga overhead seperti tenis dan renang yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena cedera rotator cuff. - Trauma Akut
Cedera karena jatuh, angkat beban berat, benturan langsung pada bahu atau aktivitas olahraga yang intens. - Degenerasi Akibat Usia
Terjadi penurunan elastisitas dan kekuatan tendon seiring bertambahnya usia. - Postur Tubuh Buruk
Postur tubuh yang buruk seperti posisi scapula tidak optimal atau bahu membulat kedepan dapat menyebabkan nyeri pada bahu Anda.
Cara Mencegah Agar Tidak Mudah Terkena
- Latihan Penguatan Otot
Latih kekuatan otot bahu dan punggung atas, terutama otot rotator cuff dan scapular stabilizer. - Pemanasan & Pendinginan yang Benar
Pemanasan sebelum latihan dan pendinginan yang optimal untuk mempersiapkan otot, menjaga fleksibilitas dan mempercepat pemulihan selama 10-15 menit. - Memperbaiki Postur Tubuh
Memperbaiki postur tubuh khususnya menghindari bahu membulat dan kepala maju. - Memperbaiki Teknik Saat Berolahraga
Teknik yang benar saat berolahraga, terutama untuk cabang olahraga overhead seperti bola voli, renang atau tenis.
Cara Menangani Rotator Cuff Syndrome
- Gunakan Prinsip PEACE & LOVE
PEACE (Protect, Elevate, Avoid anti-inflammatory drugs, Compress, Educate) diterapkan segera setelah cedera untuk mengurangi dampak berlebih dengan memberi pemahaman terkait proses pemulihan. LOVE (Load, Optimism, Vascularisation, Exercise) membantu pemulihan jangka panjang dan mencegah cedera berulang dengan latihan penguatan, kardio dan mobilitas secara bertahap serta menjaga mental pasien untuk tetap berpikir positif. - Hubungi Bantuan Tenaga Medis
Jika cedera cukup parah, lakukan pemeriksaan lebih lanjut ke tenaga medis yang berkompeten untuk memastikan kondisi terkini, cara mengatasi dengan baik dan benar dengan program rehabilitasi yang sesuai.
Sumber Referensi
(1)Lewis, J. S. (2009). Rotator cuff tendinopathy: a model for the continuum of pathology and related management. Br J Sports Med, 43(4), 236–241.
(2)Yamamoto, A., Takagishi, K., Kobayashi, T., et al. (2010). Prevalence and risk factors of a rotator cuff tear in the general population. J Shoulder Elbow Surg, 19(1), 116–120.
Penulis: Nabillah Dinda Putri. S.Tr.Ft
Disclaimer:
Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi umum dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk informasi dan panduan yang spesifik sesuai dengan situasi dan kebutuhan kesehatan Anda. Jika Anda menghadapi kondisi gawat darurat medis, segera hubungi layanan kesehatan terdekat atau rumah sakit. Anda harus mengkonsultasiken kondisi kesehatan Anda sebelum memulai program kesehatan, olahraga, nutrisi, pengobatan apa pun.