Mengapa Lansia Sering Mengalami Nyeri Sendi?
Seiring bertambahnya usia, lansia mengalami perubahan fisiologis yang mempengaruhi sistem muskuloskeletal. Penurunan elastisitas jaringan, berkurangnya cairan sinovial, dan penipisan tulang rawan menyebabkan gesekan antar sendi meningkat, memicu peradangan dan nyeri. Selain itu, ambang sensitivitas terhadap nyeri juga berubah, membuat lansia lebih rentan terhadap rasa sakit.
Faktor Penyebab Nyeri Sendi Pada Lansia
- Usia Lanjut
(1)Seiring bertambahnya umur, kemungkinan timbul gangguan sendi karena proses degeneratif alami menyebabkan penurunan fungsi sendi sehingga dapat meningkatkan risiko terkena osteoarthritis. - Riwayat Pekerjaan Berat
Aktivitas fisik berlebihan dalam jangka panjang dapat mempercepat kerusakan sendi. - Obesitas
Berat badan berlebih memberikan tekanan ekstra pada sendi, terutama lutut dan pinggul sehingga dapat mempercepat degenerasi tulang rawan. - Riwayat Cedera Sendi Sebelumnya
Cedera masa lalu dapat menyebabkan ketidakstabilan sendi yang dapat meningkatkan risiko terkena osteoarthritis. - Kurang Beraktifitas Fisik
Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat menyebabkan kelemahan otot dan kekakuan sendi. - Penyakit Kronis
(2)Penyakit seperti diabetes dan hipertensi dikaitkan dengan peningkatan risiko nyeri sendi.
Cara Mencegah Nyeri Sendi pada Lansia
- Aktivitas Fisik Teratur
Senam lansia, stretching dan latihan penguatan otot dengan intensitas menyesuaikan kondisi tubuh dapat membantu menjaga fleksibilitas dan kekuatan sendi. - Pola Makan Seimbang
Mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang dan sendi. - Mengontrol Berat Badan
Menjaga berat badan ideal mengurangi beban pada sendi terutama pada lutut dan pinggul. - Memberikan Edukasi dan Pengetahuan
Memahami faktor penyebab dan cara mencegah nyeri sendi dapat meningkatkan kesadaran dan tindakan preventif.
Cara Menangani Nyeri Sendi pada Lansia
- Gunakan Prinsip PEACE & LOVE
PEACE (Protect, Elevate, Avoid anti-inflammatory drugs, Compress, Educate) diterapkan segera setelah cedera untuk mengurangi dampak berlebih dengan memberi pemahaman terkait proses pemulihan. LOVE (Load, Optimism, Vascularisation, Exercise) membantu pemulihan jangka panjang dan mencegah cedera berulang dengan latihan penguatan, kardio dan mobilitas secara bertahap serta menjaga mental pasien untuk tetap berpikir positif. - Hubungi Bantuan Tenaga Medis
Jika cedera cukup parah, lakukan pemeriksaan lebih lanjut ke tenaga medis yang berkompeten untuk memastikan kondisi terkini, cara mengatasi dengan baik dan benar dengan program rehabilitasi yang sesuai.
Sumber Referensi
(1)Bhagat S, Ostör AJ. Diagnosing joint pain in the older people. Practitioner. 2010 Jan;254(1725):17-21, 2. PMID: 20198931.
(2)Ooi TC, Rivan NFM, Shahar S, Rajab NF, Ismail M, Singh DKA. Predictors, Protective Factors, and Adverse Outcomes of Joint Pain among Malaysian Community-Dwelling Older Adults: Findings from the LRGS-TUA Longitudinal Study. J Clin Med. 2024 May 12;13(10):2854. doi: 10.3390/jcm13102854. PMID: 38792397; PMCID: PMC11122189.
Penulis: Fery Abdillah Haris, S.Tr.Ft
Disclaimer:
Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi umum dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk informasi dan panduan yang spesifik sesuai dengan situasi dan kebutuhan kesehatan Anda. Jika Anda menghadapi kondisi gawat darurat medis, segera hubungi layanan kesehatan terdekat atau rumah sakit. Anda harus mengkonsultasiken kondisi kesehatan Anda sebelum memulai program kesehatan, olahraga, nutrisi, pengobatan apa pun.